Di era globalisasi ini, kebutuhan akan layanan penerjemahan semakin meningkat. Banyak perusahaan, organisasi, dan individu yang membutuhkan penerjemah untuk dokumen bisnis, akademik, hingga konten digital. Bagi mahasiswa bahasa asing, bisnis penerjemahan bisa menjadi peluang yang menjanjikan, baik sebagai pekerjaan sampingan maupun karier utama setelah lulus.
Menurut laporan dari CSA Research, industri penerjemahan global bernilai lebih dari $56 miliar pada tahun 2022, dengan permintaan yang terus tumbuh seiring meningkatnya komunikasi lintas negara. Selain itu, laporan dari ProZ.com menunjukkan bahwa penerjemah lepas berpengalaman dapat menghasilkan rata-rata $0,10 hingga $0,25 per kata, tergantung pada bahasa dan jenis dokumen yang diterjemahkan.
Persiapan Bisnis Penerjemahan
Bagi mahasiswa yang ingin memulai bisnis penerjemahan, berikut adalah beberapa persiapan yang perlu dilakukan:
1. Mengasah Keterampilan Bahasa dan Penerjemahan
Sebagai penerjemah, menguasai dua bahasa atau lebih saja tidak cukup. Diperlukan pemahaman yang mendalam tentang tata bahasa, kosakata, dan budaya dari bahasa yang diterjemahkan. Selain itu, mahasiswa juga perlu memahami teknik penerjemahan, seperti:
- Penerjemahan harfiah vs. penerjemahan bebas
- Adaptasi istilah teknis dan idiom
- Penggunaan alat bantu penerjemahan seperti CAT Tools (Computer-Assisted Translation)
Statistik: Menurut laporan American Translators Association (ATA), sekitar 76% penerjemah profesional menggunakan CAT Tools untuk meningkatkan efisiensi kerja mereka.
2. Menentukan Spesialisasi atau Niche
Pasar penerjemahan sangat luas, sehingga memilih spesialisasi dapat membantu mahasiswa mendapatkan klien yang lebih spesifik. Beberapa bidang penerjemahan yang populer meliputi:
- Dokumen hukum (kontrak, perjanjian, sertifikat)
- Dokumen medis (laporan medis, jurnal kesehatan)
- Penerjemahan akademik (abstrak, tesis, artikel jurnal)
- Konten digital (artikel blog, media sosial, deskripsi produk)
- Lokaliasi website dan aplikasi
Misalnya, seorang mahasiswa bahasa Inggris bisa fokus pada penerjemahan jurnal akademik untuk mahasiswa lain atau membantu usaha kecil dalam menerjemahkan deskripsi produk mereka agar bisa menggunakan jasa SEO untuk meningkatkan visibilitas bisnis secara internasional.
3. Membangun Portofolio Penerjemahan
Klien potensial biasanya akan meminta contoh hasil terjemahan sebelum memutuskan untuk bekerja sama. Mahasiswa bisa membangun portofolio dengan cara:
- Menerjemahkan artikel atau dokumen secara sukarela untuk organisasi nirlaba
- Menyediakan jasa penerjemahan gratis untuk teman atau dosen dalam proyek akademik
- Menulis artikel dalam dua bahasa dan mempublikasikannya di blog atau media sosial
4. Menentukan Tarif Jasa
Menetapkan harga yang sesuai sangat penting agar bisnis bisa berjalan dengan baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi tarif penerjemahan meliputi:
- Pasangan bahasa (misalnya, terjemahan dari Jepang ke Indonesia cenderung lebih mahal dibandingkan Inggris ke Indonesia)
- Kompleksitas dokumen
- Deadline pengerjaan
Menurut Translators Without Borders, rata-rata tarif penerjemahan dokumen umum berkisar antara Rp100 – Rp300 per kata di Indonesia.
5. Mempelajari Aspek Bisnis dan Pemasaran
Menjalankan bisnis penerjemahan tidak hanya tentang kemampuan bahasa, tetapi juga tentang cara mendapatkan klien. Mahasiswa bisa mulai dengan:
- Mendaftar di platform freelancer seperti Upwork, Fiverr, atau ProZ.com
- Membuat website atau portofolio online yang bisa ditemukan menggunakan jasa SEO
- Bergabung dengan komunitas penerjemah profesional untuk memperluas jaringan
6. Menguasai Teknologi dan Alat Bantu Penerjemahan
Menggunakan teknologi dapat meningkatkan efisiensi dalam bekerja. Beberapa alat yang sering digunakan oleh penerjemah profesional meliputi:
- CAT Tools seperti SDL Trados, MemoQ, atau Wordfast
- Kamus dan glosarium online seperti Linguee atau Glosbe
- Aplikasi manajemen proyek seperti Trello atau Asana untuk mengatur deadline dan tugas
7. Menjalin Relasi dengan Klien dan Sesama Penerjemah
Membangun hubungan baik dengan klien akan membantu dalam mendapatkan proyek berulang dan rekomendasi dari mulut ke mulut. Selain itu, bergabung dalam komunitas penerjemah bisa memberikan wawasan baru dan kesempatan kolaborasi.
8. Menyesuaikan Diri dengan Tren dan Permintaan Pasar
Seiring berkembangnya teknologi, permintaan penerjemahan juga berubah. Misalnya, saat ini banyak bisnis yang membutuhkan layanan lokalisasi konten agar lebih relevan dengan pasar lokal. Menyesuaikan diri dengan tren seperti ini akan membantu mahasiswa tetap kompetitif dalam industri penerjemahan.
Kesimpulan
Memulai bisnis penerjemahan sebagai mahasiswa bahasa asing bukanlah hal yang sulit jika memiliki persiapan yang matang. Dengan mengasah keterampilan bahasa, menentukan spesialisasi, membangun portofolio, dan memahami strategi pemasaran seperti menggunakan jasa SEO, mahasiswa dapat membuka peluang bisnis yang menjanjikan. Selain mendapatkan pengalaman, bisnis penerjemahan juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang berkelanjutan di masa depan.